Rabu, 20 Desember 2017

WALAU HIDUP BANYAK SUSAHNYA TAPI YANG PASTI,TAK SELAMANYA HIDUP SELALU SUSAH


Seringkali manusia akhirnya memutuskan untuk hidup dalam keputus asaan, karena jalan hidup yang mereka lalui tergolong didominasi penderitaan. Dan penderitaan itu terasa semakin sempurna, ketika mereka merasa semakin tertekan oleh situasi, dimana dunia semakin terasa jauh, seiring dengan semakin terpuruknya status sosial yang mereka sandang.


Kehidupan memang tidak bisa ditebak. Hari ini bisa saja kehidupan sangat menderita, tetapi esok siapa yang tau. Atau bisa saja terjadi sebaliknya, hari ini hidup sangat senang, besok siapa yang tau. Belajar dari perkataan itu, ada baiknya manusia untuk terus tegak, dan terus maju melawan setiap aura putus asa.


Kesusahan yang datang silih berganti, tentu akan membawa manusia kepada pertanyaan yang sangat besar. Apa yang salah pada diriku ? ... Atau ... Apakah orang tuaku telah berbuat salah ? ... Bahkan tidak jarang, manusia menuduh Tuhan itu tidak adil. Hal itu menandakan, manusia sudah tak mampu mengendalikan diri, sehingga ia menunjukkan bahwa dia telah putus asa.


Manusia harus tegar, harus berpegang teguh pada Kuasa Ilahi, bahwa pada saatnya nanti semua akan indah pada waktunya ... !!


SALAM GEMILANG

Kamis, 06 April 2017

BESI YANG BENGKOK TAK MUNGKIN LURUS KEMBALI. SEKALIPUN BISA DILURUSKAN TAK MUNGKIN LURUS SEPERTI SEDIAKALA


Membangun relasi yang baik hingga tumbuhnya rasa saling percaya, tentu saja tidak semudah yang kita bayangkan. Butuh pengorbanan untuk sampai ke tingkat itu, hingga garis tipis yang memungkinkan untuk saling curiga, sungguh sudah tidak ada lagi. Bahkan seseorang berkorban lebih dari hal yang biasa, hanya untuk mendapatkan sebuah kepercayaan.


Relasi yang dibangun atas dasar saling percaya, akan mempercepat berbagai urusan, paling tidak setiap urusan akan berjalan lebih mudah. Sama halnya dengan jalan lepas hambatan, lurus dan mulus, maka kendaraan lalu-lalang dengan lancar diatasnya. Hal itu tidak akan pernah terjadi, jika relasi dari satu pihak dengan pihak yang lain tidak berdasarkan saling percaya.


Kepercayaan itu bagai kawat besi, jika bengkok tak mungkin bisa lurus lagi. Jikapun lurus, tak mungkinlah lurus seperti sediakala. Kepercayaan juga bisa diibaratkan seperti bangunan. Janganlah bangunan sampai rubuh. Sekalipun bangunan yang sama bisa didirikan lagi, namun bangunan lama sudah tak mungkin kembali seperti semula.

Demikian juga dengan nilai sebuah kepercayaan. Janganlah sebuah kepercayaan sampai ternoda. Jika sebuah keperceyaan sampai ternoda, sekalipun bisa dimaafkan namun nilai sebuah kepercayaan tak mungkin kembali seperti sediakala. Demikian juga dengan relasi, mungkin akan tetap terjalin namun nilai kepercayaan yang sudah terbangun dengan baik tidak akan kembali seutuh seperti dulu.


Baiklah setiap orang berusaha membangun relasi berdasarkan sebuah kepercayaan, dan merawat relasi itu dengan baik. Karena setiap orang akan menemukan hal-hal baik dari sebuah hubungan yang baik. Dan tentu saja akan menguntungkan siapapun, saat relasi saling percaya terjalin dan berlangsung dengan baik pula.


SALAM GEMILANG

Rabu, 05 April 2017

AIR AKAN BERHENTI MENGALIR, SAAT IA MENEMUKAN TITIK YANG PALING RENDAH

Artinya, jika tiba saatnya, kelak semua orang akan berhenti pada titik terendahnya. Titik terendah dalam hal ini adalah saat dimana mereka sudah tak mampu lagi berbuat apa-apa. Ketidak mampuan dimaksud antara lain, tak mampu menggunakan indra penglihatan, tak mampu menggunakan mulut untuk berkomunikasi, bahkan tak mampu menggerakkan seluruh anggota tubuh. Yang ada hanyalah air mata.

Sobat yang gemilang,

Perlu diingat, air akan berhenti mengalir, saat ia tiba pada titik yang terendah. Hidup perlu dinikmati, tetapi tidak dengan cara berlebihan. Menikmati hidup, bisa dilakukan dengan mengesampingkan cara-cara angkuh. Cara yang cenderung menyombongkan diri. Menikmati hidup, lakukanlah dengan cara-cara yang menggembirakan banyak orang. Karena menggembirakan banyak orang, akan menggembirakan kita, saat titik terendah itu tiba.

Hendaklah yang punya mata melihat, yang punya telinga hendaklah mendengar.

Salam sehat, 

SALAM GEMILANG

Jumat, 10 Februari 2017

CINTA TAK CUKUP SEBATAS PENGERTIAN ATAU SEKEDAR PERASAAN, TETAPI IA BUTUH KESETIAAN YANG BAHKAN MELEBIHI PENGORBANAN


Berusaha mempertahankan cinta tentu sudah menjadi tanggung jawab setiap pelakunya. Baik pria maupun wanita, keduanya dituntut untuk berupaya mempertahankan cinta mereka, dari usaha orang lain untuk membuat cinta itu mengalami masalah.

Kedua insan yang  menjadi satu karena cinta, hendaklah saling mendukung satu sama lain, tidak malah membiarkan cintanya bekerja sendirian, lalu menuntut cintanya untuk mengalah dan tunduk pada kemauannya sendiri, tanpa pernah mau berusaha untuk memahami, apa mau dari cintanya tersebut.


Dua manusia, pria dan wanita yang ditakdirkan untuk hidup bersama, pada umumnya mereka bersatu karena dipersatukan oleh cinta. Tapi tak sedikit pasangan cinta, akhirnya terjebak dalam sebuah keputusan bodoh, dengan mengakhiri cinta melalui sebuah perceraian, tak mau berkorban untuk mempertahankan, seperti saat mereka berkorban untuk menyatukannya.


SALAM GEMILANG.

Kamis, 09 Februari 2017

SEJAK AWAL MULA MANUSIA SATU SAMA LAIN TERCIPTA DALAM BENTUK DAN RUPA TAK SAMA


Perbedaan antar manusia sebaiknya tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk berinteraksi. Perbedaan itu ada, justru agar manusia bisa saling melengkapi satu dengan yang lain, diantara kelebihan dan kekurangan mereka.

Bahkan dengan golongan bukan manusia, interaksi bisa berlangsung dengan sangat baik, karena interaksi itu mampu menembus perbedaan yang ada, dengan cara mengesampingkan pemikiran yang menempatkan perbedaan itu menjadi sesuatu hal yang buruk.

Janganlah perbedaan menjadi batas untuk sebuah persahabatan, apalagi jika sampai membuat pikiran larut dalam kebencian. Persahabatan itu universal, tidak hanya sebatas antara warna merah dengan warna merah lainnya.

Biarlah keragaman warna berbaur dan berpadu menjadi satu, untuk membuat keberagaman itu benar-benar menjadi indah.

SALAM GEMILANG.

Senin, 06 Februari 2017

HIDUP TIDAKLAH LAMA KALAUPUN LAMA TAK MUNGKIN SELAMANYA


Semua makhluk yang terlahir sebagai manusia, dipastikan tak satupun dari mereka menginginkan umur pendek. Keinginan ini sangat manusiawi, dan relevan sepanjang masa. Sekalipun pertanyaan itu ditujukan kepada seseorang yang sudah berusia akil balig, tidak ada bedanya, mereka juga tetap menginginkan hidup lebih lama lagi.

Berkeinginan untuk hidup lebih lama, rasanya adalah hak setiap orang. Tidak ada hal yang membuatnya menjadi tabu, jika setiap orang menginginkan hidup lebih lama. Sekali lagi, keinginan itu sangat wajar.

Yang menjadi pertanyaan adalah, mengapa manusia seringkali berperilaku seolah hidup tidak akan pernah ada akhirnya ?

Rahmat yang melimpah ruah tidak jarang membuat manusia lupa dan tak mampu mengendalikan diri. Kemampuan mereka secara ekonomi, telah menggiring mereka menjadi sosok yang angkuh dan sombong. Mereka selalu menomor satukan dirinya dan menomor sekiankan orang lain. Tindakan itu terlihat saat mereka bicara, yang tak berbatas kata-kata.

Manusia layak bersukacita atas rahmat dari Tuhan. Namun dibalik semua itu, manusia harus menyadari bahwa hidup pasti akan berakhir. Alangkah baiknya, jika seseorang yang mendapat limpahan rahmat dari Tuhan, muncul menjadi insan yang rendah hati, dan tetap bertindak manusiawi terhadap sesamanya manusia.

SALAM GEMILANG ...

Sabtu, 04 Februari 2017

TIDAK ADA KEBIASAAN BURUK YANG MENGHASILKAN KEGEMBIRAAN, JIKAPUN ADA, SIFATNYA HANYALAH SEMENTARA

Kebiasaan adalah perilaku yang terjadi berulang kali dan berlangsung secara terus menerus dalam kurun waktu yang sudah cukup lama. Karena keberlangsungannya yang sudah cukup lama, kebiasaan itu kemudian berubah dan meningkat menjadi kebutuhan.

Sulit bagi manusia, untuk melepaskan diri dari sebuah kebiasan, sekalipun kebiasaan itu adalah kebiasaan buruk. Manusia yang telah terikat dengan sebuah kebiasaan, mereka akan gelisah jika kebiasaan itu tidak segera tersalurkan.

Manusia yang memiliki kebiasaan buruk, mereka akan mencari kemanapun dan berusaha untuk menemuka dimanapun, tempat yang menyediakan fasilitas dan komoditas, untuk menyalurkan kebiasaan buruk itu. Semua itu mereka lakukan, hanya untuk memuaskan nafsu kebiasaan, yang telah berubah menjadi kebutuhan khusus.

Bantulah diri anda, untuk berusaha menahan diri dari setiap kebiasaan buruk, yang menguasai alam pikiran serta merusak jiwa dan hati nurani anda.

SALAM GEMILANG

Sabtu, 28 Januari 2017

BUKAN BAGAIMANA MASALAH ITU BISA TERJADI, TETAPI BAGAIMANA MASALAH ITU BISA DIATASI

Jangan pernah bermimpi untuk menyelesaikan masalah, jika melulu berusaha untuk menyelesaikannya dengan berputar disekitar akar masalahnya. Jika hal itu benar-benar terjadi, bukan tidak mungkin, keinginan untuk menyelesaikan masalah malah berkembang menjadi semakin membesar - besarkan masalah.

Kebiasaan masyarakat, yang lebih sering menggunakan cara beradu argumentasi dalam usaha menyelesaikan masalah, sering kali membuat usaha itu akhirnya menemukan jalan buntu, bahkan tak jarang berakhir dengan benturan pisik dan tindakan-tindakan yang anarkis.

Memang, untuk menyelesaikan masalah, perlu diketahui apa dan dari mana akar masalahnya, serta siapa sumber dari permasalahan itu. Nah, untuk bisa sampai pada tahap ini, dibutuhkan kebesaran hati dari pihak-pihak yang bertikai, untuk menyadari dan mengakui kesalahan yang telah mereka lakukan. Tanpa itu, sulit rasanya untuk menemukan kata sepakat, dimana jalan menuju damai kuncinya ada disana.

SALAM GEMILANG