Jumat, 29 April 2016

CINTA MEMANG BUTUH PENGORBANAN TETAPI TIDAK UNTUK DIJADIKAN KORBAN

Berusaha mempertahankan cinta tentu sudah menjadi tanggung jawab setiap pelakunya. Baik pria maupun wanita, keduanya dituntut untuk berupaya mempertahankan cinta mereka, dari usaha orang lain untuk membuat cinta itu menderita.

Kedua insan yang  menjadi satu karena cinta, hendaklah saling mendukung satu sama lain, tidak malah membiarkan cintanya bekerja sendirian, lalu menuntut cintanya untuk mengalah dan tunduk pada kemauannya sendiri, tanpa pernah mau berusaha untuk memahami, apa mau dari cintanya tersebut.

Dua manusia, pria dan wanita yang ditakdirkan untuk hidup bersama, pada umumnya mereka bersatu karena dipersatukan oleh cinta. Tapi tak sedikit pasangan cinta, akhirnya terjebak dalam sebuah keputusan bodoh, dengan mengakhiri cinta melalui sebuah perceraian, hanya karena sesuatu hal yang sepele, yang kemudian berkembang menjadi hal yang krusial.

Hal sepele yang kemudian berubah menjadi hal yang krusial, biasanya terjadi akibat tingginya egoisme pada diri seseorang. Mereka cenderung berusaha mempertahankan reputasi pribadi, daripada reputasi cinta mereka sendiri. Mereka tidak mau berkorban untuk mempertahankan cinta yang telah bersatu, seperti saat mereka berkorban untuk menyatukannya.

SALAM GEMILANG.

Minggu, 10 April 2016

SALAH SATU SIFAT BURUK SEORANG PENGECUT, LANTANG MENGUCAPKAN TAK MAMPU MELAKUKAN

MEMANG LIDAH TAK BERTULANG ... 

Demikian Pepatah Lama Karya Para Pujangga.

Pepatah di atas ditujukan kepada setiap orang yang hanya mampu berkata-kata, tetapi tiada keinginan untuk mewujudkannya lewat tidakan nyata. Mereka lebih pintar mengolah kata-kata, namun tak pintar mewujud nyatakan.

Mengumbar janji pada saat pemilihan umum, baik oleh calon legislatif maupun calon eksekutif sepertinya sudah menjadi kebiasaan. Setelah para legislatif dan eksekutif mendapatkan kedudukannya, seringkali janji-janji itu hanya janji semata, janji yang tak pernah jadi nyata.

Tak sedikit dari kaum motivator, baik dari kalangan agamawan maupun profesional, bisanya hanya bicara saja. Kata-kata yang mereka ucapkan rupanya telah dipilih sedemikian rupa, untuk membuat para pendengar, pemirsa dan pembaca menjadi terpukau.

Buat apa berkata-kata, jika hanya sebatas perkataan saja. Segunung langit cerita tentang tingginya sebuah pengalaman, tidaklah cukup hanya dengan berkata-kata. Kata-kata akan berubah menjadi manfaat, ketika kata-kata di implementasikan dalam bentuk kerja nyata.

Manusia lebih mudah menemukan hal tak baik pada diri orang lain, ketimbang pada diri sendiri. Kerap kali mereka meminta dengan keras, agar perbuatan tak baik seperti itu segera dihentikan, sementara mereka sendiri tak bisa menghentikan dirinya ketika kasus yang sama terjadi pada mereka.

SALAM GEMILANG

Sabtu, 09 April 2016

BAIK BURUKNYA PERILAKU SESEORANG AKAN DILIHAT DARI PERBUATANNYA BUKAN DARI UCAPANNYA

Sering kali seseorang menjadi salah dalam menilai orang lain, karena ia menilai orang itu berdasarkan ucapannya saja. Mengucap kata tidaklah sulit, maka dari itu apapun bisa saja terucap dari mulut, baik itu kata jujur maupun kalimat-kalimat yang penuh dengan kebohongan. 

Kepiawaian seseorang mengolah kata, seringkali membuat orang lain terpedaya, sehingga perilaku yang sesungguhnya menjadi tertutup, dan terlindungi dari orang lain untuk mengetahuinya. Banyak peristiwa terjadi, manusia akhirnya terpengaruh dan mengikuti jalan yang salah, karena tertipu oleh issue tak benar dan termakan hasutan.

Berhati-hatilah, sebab setiap ucapan bisa saja mengandung makna berlawanan, dengan maksud memperdaya dan mengalihkan perhatian orang lain, dari issue yang sebenarnya.

SALAM GEMILANG